LAPORAN
PRAKTIKUM PMM-A
"Analisis Zat Pemanis (Sakarin
dan Siklamat)"
I. Dasar Teori
Pemanis buatan
merupakan bahan tambahan pangan yang
dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai gizi.
Bahan pemanis ini adalah hasil buatan
manusia, oleh karena itu bahan tersebut tidak diproses secara alamiah. Pemanis
buatan yang telah dikenal dan banyak digunakan adalah sakarin dan siklamat.
Pedagang kecil dan industri rumahan seringkali menggunakan pemanis buatan
karena dapat menghemat biaya produksi
(Cahyadi, 2008).
Makanan dan
minuman menjadi salah satu contoh produk
yang mencampurkan pemanis buatan. Dalam
produk industri ini, takarannya harus sesuai dengan syarat yang berlaku
menurut Standar Nasional Indonesia. Pemanis buatan yang tidak sesuai syarat
pemakaian dalam makanan dan minuman
industri menjadi salah satu masalah
keamanan pangan.
Pemanis buatan
tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber
energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis
(diabetes melitus) biasanya mengkonsumsi pemanis buatan sebagai pengganti
pemanis alami. Contoh pemanis buatan yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium
siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki
tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami.
a. Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang paling tua.
Tingkat kemanisan sakarin kurang lebih 300 kali lebih manis dibandingkan gula
pasir. Namun, jika penambahan sakarin terlalu banyak justru menimbulkan rasa pahit dan getir. Es
krim, gula-gula, es puter, selai, kue kering, dan minuman fermentasi biasanya
diberi pemanis sakarin. Sakarin sangat populer digunakan dalam industri makanan dan minuman karena harganya
yang murah. Namun penggunaan sakarin tidak boleh melampaui batas maksimal yang
ditetapkan, karena bersifat karsogenik (dapat memicu timbulnya kanker).
Dalam setiap kilogram bahan makanan, kadar
sakarin yang diperbolehkan adalah 50–300 mg. Sakarin hanya boleh digunakan
untuk makanan rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya sebesar maksimal
0,5 mg tiap kilogram berat badan per hari.
b. Siklamat
Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan
natrium siklamat dengan tingkat kemanisan yang dihasilkan kurang lebih 30 kali lebih manis daripada
gula pasir. Makanan dan minuman yang sering dijumpai mengandung siklamat antara
lain: es krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan berbagai minuman fermentasi.
Beberapa negara melarang penggunaan siklamat karena diperkirakan mempunyai efek karsinogen. Batas
maksimum penggunaan siklamat adalah
500–3.000 mg per kg bahan makanan.
II.
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Pemeriksaan Makanan dan
Minuman-A dengan judul "Analisis
Zat Pemanis (Sakarin dan Siklamat)" dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 10 September 2013
Tempat : Laboratorium Kesehatan Lingkungan Kampus Surabaya
III.
Tujuan Praktikum
3.1 Tujuan Umum
Untuk memahami cara-cara penentuan
zat pemanis (Sakarin dan Siklamat) secara kualitatif.
3.2 Tujuan Khusus
-
Mahasiswa dapat terampil menyiapkan alat.
-
Mahasiswa dapat terampil membuat reagen (pereaksi).
-
Mahasiswa dapat menganalisis secara kualitatif zat
pemanis pada makanan/minuman.
-
Mahasiswa dapat membuat kesimpulan.
A.
SAKARIN
A.IV. Alat dan Bahan
A.4.1 Alat : A.4.2
Bahan :
1.
Labu pemisah 250 ml 1. HCl
4 N
2.
Beaker glass 300 ml 2. Ethil Ether
3.
Tabung reaksi 3. H2SO4 pekat
4.
Kaca Arloji 4. Resorsinol
5.
Pipet ukur : 10 ml ; 5 ml 5. NaOH 20 %
6.
Pipet tetes 6. Sampel minuman
7.
Spatula
8.
Gelas ukur
9.
Lampu spirtus
10.
Timbangan Analitik
11.
Hot plate
12.
Penangas air
13.
Kaki tiga
14.
Korek api
15.
Penjepit tabung reaksi
16.
Kertas timbangan
17.
Kain Lap
A.V.
Prosedur Kerja
1. Uji Rasa
a. Ukurkan dalam 50 ml
sampel minuman atau 50 gram
padatan/makanan padat buat suspensi dengan aquades, masukkan ke dalam
beaker glass.
b.
Menambahkan 5 ml HCl, aduk rata ().
c.
Memindahkan ke labu
pemisah.
d.
Menambahkan ±50 ml ethil ether (sebagai pengikat sakarin).
e.
Mencampur dengan cara mengocok dalam labu secara melingkar (agar sakarin terikat
oleh ethil ether).
f.
Didiamkan sejenak agar terjadi dua lapisan; air dan ether (ether
di atas).
g.
Mengeluarkan lapisan air, lapisan ether tetap di dalam labu
pemisah.
h.
Mencuci 3 kali dengan aquades, @ 10 ml (sebelum pencucian ke-2 dan ke-3 ditambahkan, aquades
pencuci sebelumnya dibuang terlebih dahulu).
i.
Memanaskan air di dalam beaker glass, angkat dari pemanasan.
j.
Meletakkan kaca arloji di atas air panas tersebut.
k.
Menuangkan sarian ether pada kaca arloji, uapkan hingga kering.
l.
Mengamati hasil sublimasi.
m.
Bila terdapat sisa endapan, cicipi (yang mencicipi diusahakan
lebih dari 1 orang).
n.
Sakarin positif, jika rasa manis.
2.
Uji Resorsinol
a.
Hasil uji rasa di atas, ditambahkan 40 mg Resorsinol.
b. Menambahkan H2SO4 pekat 10 tetes (agar
terjadi reaksi sehingga warnanya menjadi merah).
c.
Memindahkan ke tabung reaksi.
d.
Memanaskan di atas api kecil (api bunsen), hingga hijau tua.
e. Menambahkan 10 ml aquades
dan NaOH 20 % berlebih (artinya sampai terdapat warna hijau pada permukaan
seperti cincin).
f.
Sakarin positif, jika larutan berpendar
hijau.
B.
SIKLAMAT
B.IV.
Alat dan Bahan
B.4.1 Alat : B.4.2 Bahan :
1.
Timbangan 1.
HCl 4 N
2.
Mortil 2.
BaCl2 10%
3.
Tabung centrifuge 3.
NaNO2
4.
Centrifuge 4.
Sampel Makanan
5.
Beaker glass 300 ml
6.
Pipet ukur; 10 ml; 5 ml
7.
Pipet tetes
8.
Hot plate
B.V.
Prosedur Kerja
1. Metode
Nitrit Test
a. Menghancurkan sejumlah
bahan (bila berupa padatan) yang diperiksa ±100 mg Ca Siklamat tambahkan
aquades, pindahkan ke dalam beaker glass.
b.
Mengaduk rata, hingga diperkirakan siklamat larut dalam air.
c. Memisahkan antara padatan dan cairan dengan cara penyaringan
(jika berupa padatan/makanan, tapi bila berupa cairan/minuman, tanpa
penyaringan).
d.
Hasil penyaringan/ sampel cair, tambahkan 1 sendok karbon aktif.
e.
Mengaduk rata, dan dibiarkan sampai warna menghilang (jernih).
f.
Memindahkan ke tabung centrifuge lalu di centrifuge selama ± 15
menit.
g.
Memisahkan antara endapan dan cairan jernih.
h.
Mengambil cairan jernih, tambahkan 5 ml HCl 4 N dan 5 ml BaCl2
10%.
i.
Mengaduk rata.
j.
Mengamati Adanya endapan putih menunjukkan sulfat bebas.
k.
Endapan putih dipisahkan dengan cara di centrifuge.
l.
Menuang supernatan (bagian yang jernih) ke beajer glass.
m.
Menambahkan 1 gram NaNO2.
n.
Memanaskan di atas hot plate.
o.
Dinginkan.
p.
Endapan putih yang terjadi adalah Siklamat.
VI. Hasil
Praktikum
A. SAKARIN
1.
Uji Rasa
Pada Analisis Sakarin dengan Metode Uji Rasa pada minuman A ditemukan bahwa minuman A positif (+) mengandung Sakarin.
Karena sisa endapan dari sublimasi sarian ether setelah dicicipi rasanya manis.
2.
Uji Resorsinol
Pada Analisis Sakarin dengan Metode Uji Resorsinol pada minuman A ditemukan
bahwa minuman A positif (+) mengandung Sakarin. Karena larutan berpendar Hijau
setelah ditetesi NaOH 20% berlebih.
B. SIKLAMAT
1. Metode Nitrit Test
Pada Analisis Siklamat dengan Metode
Nitrit Test pada makanan B ditemukan bahwa makanan B positif (+) mengandung
Siklamat. Karena terdapat endapan putih setelah akhir nitrit test.
VII.
Kesimpulan
Dari Analisi
Zat Pemanis (Sakarin dan Siklamat) di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Sampel yang di periksa positif mengandung zat pemanis
Sampel Minuman A : Positif mengandung
Sakarin
Sampel Makanan B : Positif mengandung Siklamat
0 komentar:
Posting Komentar