Minggu, 14 September 2014

Analisis Zat Pemanis (Sakarin dan Siklamat)

LAPORAN PRAKTIKUM PMM-A
"Analisis Zat Pemanis (Sakarin dan Siklamat)"


I. Dasar Teori
            Pemanis buatan merupakan bahan tambahan  pangan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Bahan pemanis ini adalah  hasil buatan manusia, oleh karena itu bahan tersebut tidak diproses secara alamiah. Pemanis buatan yang telah dikenal dan banyak digunakan adalah sakarin dan siklamat. Pedagang kecil dan industri rumahan seringkali menggunakan pemanis buatan karena dapat menghemat biaya produksi
(Cahyadi, 2008).
            Makanan dan minuman  menjadi salah satu contoh produk yang mencampurkan pemanis buatan. Dalam  produk industri ini, takarannya harus sesuai dengan syarat yang berlaku menurut Standar Nasional Indonesia. Pemanis buatan yang tidak sesuai syarat pemakaian dalam  makanan dan minuman industri menjadi salah satu  masalah keamanan pangan.
            Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengkonsumsi pemanis buatan sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis buatan yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami.
            a. Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang paling tua. Tingkat kemanisan sakarin kurang lebih 300 kali lebih manis dibandingkan gula pasir. Namun, jika penambahan sakarin terlalu banyak  justru menimbulkan rasa pahit dan getir. Es krim, gula-gula, es puter, selai, kue kering, dan minuman fermentasi biasanya diberi pemanis sakarin. Sakarin sangat populer digunakan dalam  industri makanan dan minuman karena harganya yang murah. Namun penggunaan sakarin tidak boleh melampaui batas maksimal yang ditetapkan, karena bersifat karsogenik (dapat memicu  timbulnya kanker).
Dalam setiap kilogram bahan makanan, kadar sakarin yang diperbolehkan adalah 50–300 mg. Sakarin hanya boleh digunakan untuk makanan rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya sebesar maksimal 0,5 mg tiap kilogram berat badan per hari.

b. Siklamat
Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan natrium siklamat dengan tingkat kemanisan yang dihasilkan  kurang lebih 30 kali lebih manis daripada gula pasir. Makanan dan minuman yang sering dijumpai mengandung siklamat antara lain: es krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan berbagai minuman fermentasi. Beberapa negara melarang penggunaan siklamat karena diperkirakan  mempunyai efek karsinogen. Batas maksimum  penggunaan siklamat adalah 500–3.000 mg per kg bahan  makanan.
II. Pelaksanaan Praktikum
            Praktikum Pemeriksaan Makanan dan Minuman-A dengan  judul "Analisis Zat Pemanis (Sakarin dan Siklamat)" dilaksanakan pada :
            Hari                 : Selasa
            Tanggal            : 10 September 2013
            Tempat            : Laboratorium Kesehatan Lingkungan Kampus Surabaya
III. Tujuan Praktikum
            3.1 Tujuan Umum
Untuk memahami cara-cara penentuan zat pemanis (Sakarin dan Siklamat) secara kualitatif.
            3.2 Tujuan Khusus
-                    Mahasiswa dapat terampil menyiapkan alat.
-                    Mahasiswa dapat terampil membuat reagen  (pereaksi).
-                    Mahasiswa dapat menganalisis secara kualitatif zat pemanis pada makanan/minuman.
-                    Mahasiswa dapat membuat kesimpulan.


A. SAKARIN
A.IV.  Alat dan Bahan
            A.4.1 Alat :                                                                 A.4.2 Bahan :
1.      Labu pemisah 250 ml                                            1. HCl  4 N
2.      Beaker glass 300 ml                                              2. Ethil Ether
3.      Tabung  reaksi                                                       3. H2SO4 pekat
4.      Kaca Arloji                                                           4. Resorsinol
5.      Pipet ukur : 10 ml ; 5 ml                                       5. NaOH 20 %
6.      Pipet tetes                                                             6. Sampel minuman
7.      Spatula
8.      Gelas ukur
9.      Lampu spirtus
10.  Timbangan Analitik
11.  Hot plate
12.  Penangas air
13.  Kaki tiga
14.  Korek api
15.  Penjepit tabung reaksi
16.  Kertas timbangan
17.  Kain Lap
A.V. Prosedur Kerja
            1. Uji Rasa
a.      Ukurkan dalam  50 ml sampel minuman atau 50 gram  padatan/makanan padat buat suspensi dengan aquades, masukkan ke dalam beaker glass.
b.      Menambahkan 5 ml HCl, aduk rata ().
c.       Memindahkan  ke labu pemisah.
d.      Menambahkan ±50 ml ethil ether (sebagai pengikat sakarin).
e.       Mencampur dengan cara mengocok dalam  labu secara melingkar (agar sakarin terikat oleh ethil ether).
f.       Didiamkan sejenak agar terjadi dua lapisan; air dan ether (ether di atas).
g.      Mengeluarkan lapisan air, lapisan ether tetap di dalam labu pemisah.
h.      Mencuci 3 kali dengan aquades, @ 10 ml (sebelum  pencucian ke-2 dan ke-3 ditambahkan, aquades pencuci sebelumnya dibuang terlebih dahulu).
i.        Memanaskan air di dalam beaker glass, angkat dari pemanasan.
j.        Meletakkan kaca arloji di atas air panas tersebut.
k.      Menuangkan sarian ether pada kaca arloji, uapkan hingga kering.
l.        Mengamati hasil sublimasi.
m.    Bila terdapat sisa endapan, cicipi (yang mencicipi diusahakan lebih dari 1 orang).
n.      Sakarin positif, jika rasa manis.

2. Uji Resorsinol
a.       Hasil uji rasa di atas, ditambahkan 40 mg Resorsinol.
b.    Menambahkan H2SO4 pekat 10 tetes (agar terjadi reaksi sehingga warnanya menjadi merah).
c.       Memindahkan ke tabung reaksi.
d.      Memanaskan di atas api kecil (api bunsen), hingga hijau tua.
e.       Menambahkan 10 ml aquades dan NaOH 20 % berlebih (artinya sampai terdapat warna hijau pada permukaan seperti cincin).
f.       Sakarin positif, jika larutan berpendar hijau.

B. SIKLAMAT
B.IV. Alat dan Bahan
            B.4.1 Alat :                                                           B.4.2 Bahan :
1.      Timbangan                                                      1. HCl 4 N
2.      Mortil                                                              2. BaCl2 10%
3.      Tabung centrifuge                                           3. NaNO2
4.      Centrifuge                                                       4. Sampel Makanan
5.      Beaker glass 300 ml
6.      Pipet ukur; 10 ml; 5 ml
7.      Pipet tetes
8.      Hot plate



B.V. Prosedur Kerja
            1. Metode Nitrit Test
a.     Menghancurkan sejumlah  bahan (bila berupa padatan) yang diperiksa ±100 mg Ca Siklamat tambahkan aquades, pindahkan ke dalam beaker glass.
b.      Mengaduk rata, hingga diperkirakan siklamat larut dalam air.
c. Memisahkan antara padatan dan cairan dengan cara penyaringan (jika berupa padatan/makanan, tapi bila berupa cairan/minuman, tanpa penyaringan).
d.      Hasil penyaringan/ sampel cair, tambahkan 1 sendok karbon aktif.
e.       Mengaduk rata, dan dibiarkan sampai warna menghilang (jernih).
f.       Memindahkan ke tabung centrifuge lalu di centrifuge selama ± 15 menit.
g.      Memisahkan antara endapan dan cairan jernih.
h.      Mengambil cairan jernih, tambahkan 5 ml HCl 4 N dan 5 ml BaCl2 10%.
i.        Mengaduk rata.
j.        Mengamati Adanya endapan putih menunjukkan sulfat bebas.
k.      Endapan putih dipisahkan dengan cara di centrifuge.
l.        Menuang supernatan (bagian yang jernih) ke beajer glass.
m.    Menambahkan 1 gram NaNO2.
n.      Memanaskan di atas hot plate.
o.      Dinginkan.
p.      Endapan putih yang terjadi adalah Siklamat.

VI. Hasil Praktikum
            A. SAKARIN
1.      Uji Rasa
Pada Analisis Sakarin dengan Metode Uji Rasa pada minuman A ditemukan  bahwa minuman A positif (+) mengandung Sakarin. Karena sisa endapan dari sublimasi sarian ether setelah dicicipi rasanya manis.
2.      Uji Resorsinol
Pada Analisis Sakarin dengan Metode Uji Resorsinol pada minuman A ditemukan bahwa minuman A positif (+) mengandung Sakarin. Karena larutan berpendar Hijau setelah ditetesi NaOH 20% berlebih.



            B. SIKLAMAT
1.   Metode Nitrit Test
            Pada Analisis Siklamat dengan Metode Nitrit Test pada makanan B ditemukan bahwa makanan B positif (+) mengandung Siklamat. Karena terdapat endapan putih setelah akhir nitrit test.

VII. Kesimpulan
            Dari Analisi Zat Pemanis (Sakarin dan Siklamat) di atas dapat disimpulkan  bahwa :
1.      Sampel yang di periksa positif mengandung zat pemanis
Sampel Minuman A                : Positif mengandung Sakarin
Sampel Makanan B                : Positif  mengandung Siklamat


0 komentar:

Posting Komentar